Bapak Galak

Awal kenal grafting on cutting adalah ketika tersasar di sebuah video youtube tentang petani (produsen bibit) anggur tradisional di Ukraina. Saya sebut "nyasar" karena surfing menggunakan huruf cyrilic, asal copy paste dan tapping aja, ngikutin algoritma youtube. Lumayan tercengang, melihat keajaiban 3 ruas batang RS digabungkan dengan sepotong mata tunas (pendek sangat), diiris hanya menggunakan pisau. Mereka melakukannya dengan sangat santai, sambil nyruput kopi, ngisep cangklong, kadang-kadang ngobrol, namun dengan tingkat presisi yang luar biasa, seolah mereka sudah melakukannya sejak bahkan belum bisa berjalan. Dan batang yang mereka sambungkan, tersambung. Disimpan dan hidup. Lebih jauh surfing, menemukan produksi yang lebih massiv dan modern di sebuah nursery di belahan benua lain. Memakai alat, dengan prosedur yang terlihat lebih rapih dan terukur. Betapa mudahnya... (batin saya). Sampai dengan mencoba sendiri, dan hasilnya adalah gagal, kemudian gagal. Dan ber...

Semaian bibit anggur grafting on cutting, pekan pertama. Foto: Bayu G Murti | 2020 Penghujung Desember lalu, ahirnya saya meniatkan untuk membuat bibit anggur agak banyak. Rencana untuk mulai merambah bisnis pengadaan bibit, setelah bertemu dan berbincang agak panjang dengan pebisnis tanaman, yang terhitung sukses. Kebetulan pula, ada kawan menawarkan cutting (batang stek) untuk bahan rootstock (batang bawah) jenis Red Master (RM). Jadilah saya membeli 7Kg cutting RM. Itungannya baru kali ini nancep cutting (semai) dan bikin bibit agak banyak sekaligus. Sekitar 300an batang setelah dipotong dan lolos seleksi. Beberapa hal betul-betul gagap dan serba coba-coba. Antaranya, campuran media semai, tempat semai, bahkan ukuran polybag. Sebelum mengevaluasi hal teknis grafting, saya ingin menggaris bawahi kecerobohan yang saya buat sendiri. Baru saya sadari, setelah terjadi dan menemukan beberapa masalah fundamental. Melakukan semai massal, keseragaman sangat penting. Vital. Antara...

Nyobain training pohon anggur di pot, memakai Single Stake. Sepertinya koq cantik, dan ngirit. Sebelumnya memakai support (rambatan) berkaki minimal 3. Berlingkar penahan. Perbandingan harganya jauh. Plant support 3 kaki 150cm, harganya sekitar 40 ribuan. Buat beli single stake dapet 5. Bikin 1 sih murah. Tapi kalau bikin banyak, 20 pot aja udah puyeng 😅 Saya pakai plant stake pabrikan punya Takiron Panjang +-150 cm. Diameter +-12mm. Dia dalemnya besi, dilapis bahan macam karet. Jadi kuat, dan nggak korosi. Perkiraan saya bisa awet sampai tahunan. Targetnya sampai batang utama bisa berdiri tanpa tiang dan kuat menopang cabang/buah. Nyesel juga cuma beli 10 di pameran. Kebetulan juga tinggal stok sisa. Bisa saja pakai bahan lain. Tapi ada kelemahannya. Besi, berkarat. Korosif terkena hujan, panas dan pupuk sintetik. Bahan bambu rawan rayap, jamur, dan kurang awet. Repot musti ganti2. Alumunium tunggal kurang kokoh. Dirangkap 3, mahal lagi jatuhnya. Pilihan lain men...

Anggur Black Panther @WBayuGMurti 2019 Sejak pertama saya melihat buah  anggur  jenis ini, saya langsung suka. Relatif besar, hitam hampir solid dan berbiji. Setelah menanamnya sendiri, saya tambah suka. Pertumbuhan bagus, relatif tidak rewel dan tahan penyakit. Dan dia berbuah di tempat saya. Walau ditanam di pot dan dengan kondisi yang tidak ideal. Ada apa dengan hitam? Karena semakin gelap, konon kandungan antioksidan semakin tinggi. Dan kenapa memilih yang berbiji? Karena dari “sono”nya, buah ini diciptakan mempunyai biji. Seedless adalah rekayasa manusia. Biji anggur memiliki khasiat tersendiri. Dan itulah kenapa grape seed oil mahal, tapi masih dibeli. Sekilas tentang kondisi di tempat saya menanam. Dia saya letakkan di tepi dinding rumah, sebelah utara, di bawah naungan atap tritikan. Cahaya matahari tidak full dari pagi hingga sore. Itu pun hanya bulan maret hingga september saat matahari berada di sisi utara. Oktober, posisi matahari sudah bergeser ke s...